Masjid Pathok Negoro Babadan yang dikenal juga dengan nama Masjid Ad Darojat adalah salah satu masjid pathok negoro yang dibangun atas restu Kerajaan Kasultanan Yogyakarta pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792). Sekalipun telah mengalami berbagai renovasi karena tuntutan zaman dan alasan kondisi bahan bangunan yang mulai rusak, ciri-ciri khas bangunan masjid pathok negoro dari masjid ini masih dipertahankan antara lain berupa bentuk mustaka dan atap tumpang. Mustaka dari masjid ini tidak berbentuk bawangan seperti masjid-masjid pada umumnya di Indonesia. Masjid ini memiliki ciri khas kemuncaknya berbentuk gada bersulur. Pada awalnya kemuncak berbentuk gada bersulur ini dibuat dari gerabah. Akan tetapi kemuncak berbentuk gada bersulur yang terbuat dari gerabah ini telah digantikan dengan bahan yang terbuat dari logam (kuningan). Masjid Babadan untuk saat ini ada dua. Satu merupakan Masjid Babadan Lama (di Babadan Bantul). Sedangkan yang satunya lagi berada di Depok, Sleman. Tepatnya di Dusun Babadan Baru, Kalurahan Condong Catur.Pada tahun 1943, masjid ini dipindahkan ke Babadan Baru, Sleman. Hal ini terjadi karena pada masa itu pemerintah pendudukan Jepang ingin membangun lapangan udara dan harus mengosongkan wilayah, salah satunya wilayah Babadan, Bantul. Jadi, pada masa itu terjadi bedol desa dari Babadan Bantul ke Babadan Baru, Sleman.