Makam Raja-Raja Mataram Kotagede

Makam Raja-Raja Mataram Kotagede merupakan kompleks makam para pendiri kerajaan Mataram Islam. Kompleks Makam ini, berada sekitar 50 m sebelah selatan Pasar Gede, Kecamatan Kotagede. Selain terdapat makam Panembahan Senapati, di kompleks pemakaman ini juga terdapat makam keluarga raja lainnya. Di antaranya adalah, Ki Ageng Pemanahan yang merupakan ayah dari Panembahan Senapati, Nyai Ageng Nis dan P. Djoyo Prono yang merupakan eyang dari Panembahan Senapati, Sri Sultan Hamengku Buwono II, dan juga Pangeran Adipati Pakualam I. Beberapa abdi dalem berbusana adat Jawa menjaga kompleks ini 24 jam sehari. Untuk memasuki kompleks makam para raja ini, pengunjung akan melewati empat gapura terlebih dulu. Gapura pertama merupakan bangunan yang berbentuk padaruksa, yakni sebuah bangunan gapura yang memiliki atap penutup, yang menghubungkan kedua sisi bangunan pembatas. Di antara gapura pertama menuju gapura kedua, pengunjung akan melihat Bangsal Duda. Bangsal ini, dipayungi oleh pohon beringin besar dan rindang, yang kerap disebut Waringin Sepuh. Konon, waringin sepuh ini ditanam oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, pada saat sebelum Kotagede dibangun. Daun-daunan dari pohon ini, oleh masyarakat setempat dipercayai memiliki tuah tersendiri. Dua helai daun yang jatuh dalam kondisi terbuka dan tertutup, dipercaya dapat menjadi bekal keselamatan dalam perjalanan. Melewati gapura kedua, terdapat sebuah tembok yang tingginya sekitar dua meter, dengan jalan di kedua sisinya. Tembok ini menghalangi pandangan pengunjung dari gapura ketiga. Melewati gapura ketiga, pengunjung dapat melihat kompleks Masjid Agung, dimana di sekelilingnya terdapat rumah para abdi dalem. Masjid Agung ini dibangun oleh Sultan Agung, cucu dari Panembahan Senapati. Di sebelah barat Masjid inilah, terdapat sekitar 720 makam keluarga kerajaan Mataram Islam. Salah satu keunikan yang ada di kompleks pemakaman ini, adalah keberadaan makam yang hanya menguburkan setengah tubuh saja. Makam tersebut milik Kyai Wonoboyo Mangir, yang merupakan menantu sekaligus musuh dari Panembahan Senopati. Karena dianggap sebagai pemberontak, Kyai Wonoboyo Mangir dibunuh oleh Panembahan Senapati. Kepala Kyai Wonoboyo Mangir dibenturkan ke singgasana milik Panembahan Senapati, oleh panembahan sendiri. Tubuh Kyai Wonoboyo Mangir dimakamkan di dua tempat terpisah. Sebagian berada di dalam benteng makam, sebagian lain di luarnya. Ini sebagai lambang bahwa Kyai Wonobayo Mangir merupakan musuh sekaligus menantu dari Panembahan Senapati. Banyak pengunjung, yang berziarah ke makam ini untuk memohon keselamatan. Usai memohon keselamatan, sebagian dari pengunjung melanjutkan dengan berendam di sendang yang berada di kawasan makam tersebut. Sendang ini, terbagi menjadi dua, yakni Sendang Kakung untuk para pria, dan Sendang Putri untuk para perempuan. Pengunjung yang berendam di sendang ini percaya bahwa dengan mandi di situ, penyakit yang tengah diderita dapat disembuhkan. Selain itu, banyak juga yang percaya jika air dari kedua sendang tersebut dapat membawa kesejahteraan. Untuk berziarah ke makam ini, pengunjung harus menggunakan baju khusus yang terdiri dari beskap untuk pria, sedangkan untuk perempuan berupa kemben serta kain panjang. Para penjaga kompleks makam ini, menyediakan baju yang dapat disewa pengunjung dengan harga Rp 10.000,00 per orang (Januari 2009).

source Wisata Melayu : Makam Raja-raja Mataram di Kotagede Yogyakarta (http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=RExtL3V3Vi9P=&nav=geo) Yogyes : KOTAGEDE, Saksi Bisu Berdirinya Kerajaan Mataram Islam (Abad ke-16) (http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/historic-and-heritage-sight/kotagede/) The Exotic Kotagede (http://nurbaiti-petualang.blogspot.com/2010/05/exotic-kotagede.html)
address Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, Provinsi DI Yogyakarta

Foto

Lokasi