Masjid Pathok Negoro Nurul Huda Dongkelan

Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman atau sering juga disebur Nurul Huda merupakan salah satu masjid Pathoknegara Kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat sekaligus berfungsi sebagai benteng pertahanan untuk menangkal serangan musuh. Dalam sejarahnya sempat ludes dibakar oleh Belanda dalam perang melawan Pangeran Diponegoro tahun 1825-1830, kemudian dibangun kembali dan fungsinya sebagai basis pertahanan negara pun terhapus dengan sendirinya ketika Republik Indonesia merdeka. Di sebelah barat masjid terdapat komplek makam tua. Di sini dimakamkan Kiai Syihabudin yang menjadi cikal bakal desa Dongkelan sebagai tanah perdikan. Masjid Pathoknegara Nurul Huda didirikan pertama kali tahun 1775. Sejarah masjid ini berawal saat Pangeran Mangkubumi mengadakan sayembara untuk mencari pengawal yang memiliki kesaktian tinggi. Dari sejumlah kontestan yang ikut, sayembara tersebut akhirnya dimenangkan oleh Kiai Syihabudin. Setelah Pangeran Mangkubumi menjadi raja pertama di Keraton Yogyakarta pada 7 Oktober 1756, Kiai Syihabudin diangkat sebagai penghulu, mengelola masjid di atas tanah perdikan (Tanah Bebas Pajak) Desa Dongkelan. Di masa perang Jawa yang dipimping Oleh Pangeran Diponegoro (putra dari Sultan Hamengkubuwono III) melawan tentara penjajah Belanda dalam kurun tahun 1825-1830M masjid ini pernah di bakar habis oleh Belanda. Mereka menganggap Masjid Nurul Huda Dongkelan sebagai tempat berkumpulnya pemberontak. Seusai perang itu, pihak keraton bersama-sama masyarakat Kauman Dongkelan membangun kembali Masjid Nurul Huda Dongkelan.

source Rindu Masjid : Masjid Pathok Negoro Nurul Huda Dongkelan (http://bujangmasjid.blogspot.com/2010/09/masjid-pathok-negoro-nurul-huda.html)
address Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Foto

Lokasi